Beranda | Artikel
Tafsir Ali Imran Ayat 61 - Mubahalah
Senin, 29 Agustus 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Tafsir Ali Imran Ayat 61 – Mubahalah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Ayat-Ayat Ahkam. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Kamis, 27 Muharram 1444 H / 25 Agustus 2022 M.

Tafsir Ali Imran Ayat 61 – Mubahalah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ

“Maka barangsiapa yang mendebatmu tentang Isa setelah datang ilmu kepada engkau, maka katakanlah (Wahai Muhammad): ‘Marilah kita panggil anak-anak laki-laki kita dan anak-anak laki-laki kalian, istri kami dan istri-istri kalian, diri kami dan diri kalian; kemudian kita lakukan mubahalah dan kita jadikan laknat Allah itu menimpa orang-orang yang berdusta.`” (QS. Ali ‘Imran[3]: 61)

Yang dimaksud “Orang yang mendebatmu tentang Isa” adalah orang-orang Nashara. Karena ayat ini dan ayat-ayat yang sebelumnya semuanya turun tentang utusan dari orang-orang Nashara.

Setelah engkau mengetahui ilmunya (perkaranya) dan telah yakin, maka ajaklah orang yang mendebatmu untuk bermubahalah. Mubahalah adalah sumpah yang dilakukan dari dua orang/kelompok yang berseteru dimana keduanya mengaku benar kemudian seling sumpah dan melaknat. Allah akan turunkan laknat kepada orang yang berbohong dari salah satu keduanya.

Kebenaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Ayat yang mulia ini menetapkan bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah haq. Karena Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk saling melaknat bersama orang-orang yang mendebat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang Isa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firmanNya menjelaskan tentang siapa Isa. Isa adalah Nabi dan bukan tuhan. Ketika orang-orang Najran mendebat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka diajaklah mubahalah.

Mubahalah Ketika Yakin

Tidak boleh melakukan mubahalah kecuali dengan dasar ilmu yang yakin. Adapun kalau seseorang itu ragu maka tidak boleh baginya untuk melakukan mubahalah. Ini didasari dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Setelah engkau memperoleh ilmu.”

Meminta mubahalah

Bolehnya meminta mubahalah ketika musuh yang berseteru ini membangkang. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan surah Ali Imran ayat ke-64:

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا…

“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah…” (QS. Ali ‘Imran[3]: 64)

Karena mereka membangkang maka boleh diajak untuk mubahalah.

Adab Sumpah dalam Mubahalah

Di antara adab saling melaknat dalam sumpah ini adalah menghadirkan istri atau anak wanita dan laki-laki. Karena wanita sangat takut dalam masalah mubahalah ini.

Mendoakan Keburukan

Bolehnya mendoakan keburukan kepada orang yang menyelisihi al-haq, tetapi dengan menyebutkan sifat tanpa menyebutkan nama. Seperti dalam ayat ini: “Kita jadikan laknat Allah atas orang yang berdusta.” Karena orang-orang yang berdusta merupakan sifat. Adapun perorangan tidak boleh didoakan keburukan atasnya walaupun kafir. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika mendoakan keburukan untuk Abu Jahal dan yang lainnya dari pembesar Quraisy dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52068-tafsir-ali-imran-ayat-61-mubahalah/